Most popular blog

Rabu, 29 Februari 2012

bab 2


BAB 2




            Riery turun dari angkutan umum berwarna putih dan memberikan uang Rp.1500 kepada pak supir lalu berlari memasuki komplek rumahnya. Saat Riery sampai di garasi rumahnya, dilihatnya mobil ayah sudah tertidur pulas dengan ditutupi selimut berwarna silver yang membuatnya lebih hangat. Riery menghampiri mobil BK 4567 WK itu.
            “ Oya suminasai.” Kata Riery sampai lupa kalau dia ini sudah gila. Masa bicara dengan mobil?!? Ahaha...
            Riery masuk ke dalam dapur, tidak ada ibu. Tapi ada suara televisi terdengar jelas dari dapur. Riery berjalan menuju suara televisi itu.
            “ Dari mana aja kamu?!?” tiba-tiba ayah mengagetkan Riery dari belakang.
            Riery hanya nyengir. “ hehehe.. kayak nggak tau Riery aja, setiap hari Kamis Riery pasti ke rumah Inet atau Anggi kan?!?” kata Riery sambil tersenyum kecil.
            Ayah menghela nafas. “ jadi.. kamu mau pergi ke Jepangnya?!?”
            Riery mengangkat alis. “ ayah.. ayah.. siapa lagi yang nggak mau diajak jalan-jalan?!? Apalagi ke luar negeri!!” kata Riery.
            “ Ya.. sudah!! Sebelum itu selamat untukmu yang sudah mendapatkan juara 1 dikelasmu. Ayah saja sampai tidak percaya bahwa itu akan terjadi. Oke.. sudah kamu siap kan 2 temanmu itu?!?” ayah mengingatkan.
            “ Semua sudah siap, boss.” Kata Riery saking semangatnya.
            “ Oke.. Minggu depan kamu berangkat!! sekarang persiapkan dirimu!! Lusa nanti sudah kembali masuk sekolah seperti biasa. Jadi pulanglah ke Indonesia sebelum bulan Agustus ini. jangan kelamaan bersenang senang disana. Masa depanmu masih panjang, dan jangan lupa katakan pada gurumu agar bisa izin 1 bulan karena Jepang itu..” jelas ayah panjang lebar. Saat ayah mau kembali ke kamarnya, tiba-tiba Riery memanggilnya
            “ Ng.. ayah, untuk hari ini saja. Teman-temanku bolehkan menginap disini untuk persiapan minggu depan. Aku mohon yah..” kata Riery memohon. Ayah hanya mengangguk.
            Riery tersenyum. Yes.. usaha nggak gagal!!
***

            “ Kalian ke sini ya?!? Minggu depan kita udah pergi, sekalian besok kita shopping-shopping, oke?!?” kata Riery pada Inet yang sekarang masih dirumah Anggi.
            “ Oke deh.. tunggu aja.. eh, bawa berapa baju?!?”
            “ Terserah deh, kalau kurang kan masih bisa pinjem baju gue!!” jawab Riery.
            “ Ya udah.. thanks ya ryy.. lo emang sahabat gue paling terbaik!”
            “ Iya..” jawab Riery lalu tersenyum sambil membayangkan suasana Jepang. Tiba tiba kak Junior datang sambil membawa 1 kotak lumayan besar sambil tersenyum. Sok ganteng!
            Dia menghampiri Riery. “ Malam adik, belum tidur?!?” tanya kak Junior sok ramah.
            “ Belum ngantuk!” jawab Riery singkat dengan ketus.
            Kak Junior tersenyum. “Ni.. kimononya.” kata kak Junior sambil memberikan 1 kotak itu.
            “ Ih.. ngapain sih pake box kayak gini?!? Sok rapi banget.” Kata Riery ketus
            “ Eh.. orang Jepang itu harus rapi, apalagi lo calon nona Jepang. Lo harus tau sifat sifat orang Jepang itu.” kata kak Junior menjelaskan.
            “ Iya.. iya.. gue udah tau, nggak usah dijelaskan. Sok pintar!!” ujar Riery.
            Kak Junior melotot. “ ya udah.. sini kimononya!!”
            Riery nyengir. “ hehehe.. jangan gitu dong kak!! Gue cuma bercanda kok!! Hehehe..” bebernya.
            Kak Junior menghela nafas. “ ya sudah, ambil tuh kimono, gue mau tidur, jangan diganggu.”
            Ih.. siapa lagi yang mau ganggu, kata Riery dalam hati.
            Tidak lama setelah kak Junior keluar dari kamarku, Anggi dan Inet yang datang bersamaan langsung masuk ke dalam kamar Riery tanpa mengucapkan salam.
            “ Konbanwa?” teriak Inet.
            Riery menoleh padanya, lalu tersenyum. ” okaori..” katanya singkat tapi jelas. Anggi dan Niken hanya mengangkat alis, mungkin karena tak mengerti perkataan Riery. Riery hanya mendesah.
            “ Eh.. itu tadi siapa?!?” tanya Anggi.
            Riery mengkerutkan dahi. “ Siapa?!?” tanyanya balik.
            “ Itu.. cowok yang tadi. Yang berbadan tinggi, rambutnya cepak, berkumis, yah.. lumayan ganteng lah..” tanya Anggi lagi.
            Riery melotot. Jangan-jangan kak Junior! “ Ganteng?!? Heh.. yang namanya orang yang berkumis itu.. udah hilang kata gantengnya.. emang apa gantengnya sih si Junior itu?!?”
            “ Oh.. jadi namanya Junior?!? Boleh kenalan nggak?!?”
            “ Ih.. Kenalan aja sana sendiri!! Gue malas, lagian besok kita kan mau shopping. Dia juga pasti mau tidur!” ujar Riery kebangetan.
            “ Lo benci ya.. sama dia?!?” tanya Anggi sok pasti.
            “ Ya.. sedikit!! Karena tampangnya yang sekarang, sok ganteng!! Gue lebih suka dia yang dulu, yang culun abis. Pasti dia kayak gitu gara-gara pergaulan bebas di Inggris sana..”
            “ Ooh.. jadi dia ceritanya dari Inggris nih!! Wah.. keren dong!! Lo kok nggak cerita sih ry, punya saudara bule?!?” tanya Anggi yang makin penasaran.
            “ Iya.. betul banget tuh, jadinya lo saudara dari mananya, ayahnya atau ibunya?!?” Inet juga penasaran.
            Riery melotot. “ Heh.. jangan gila ya?!? Dia tuh orang Indonesia, cuma kuliah di Inggris, orangtuanya bekerja di Australia jadi dia tinggal dirumah gue untuk sementara.” Jelas Riery.
            “ Wah.. kaya dong!!”
            Riery tidak menjawab. “ Udah ah.. kok jadi mikirin dia sih?!? Udah ganti baju sana, abis itu tidur!! Nggak capek apa?!?”
            “ Ah.. elo ry!! Masa temennya disuruh gitu, macam elo emak gue aja! Omelan perempuan sih cukup ibuku aja! Ng.. ngomong-ngomong gue mau liat komik-komik lo dong!! Rindu gue sama suasana kamar ini. Apalagi kasur lo yang warna ungu ini, yang terlalu cewek artinya. Fu..fu..fu..” kata Inet panjang lebar.
            “ Di tempat biasa.” Jawab Riery singkat lalu menoleh pada Anggi yang sedang mengintip keluar. “ lo ngapain nggi?!?”
            “ Eh.. beneran namanya Junior?!?” lagi-lagi Anggi penasaran.
            “ Ya.. ampun Anggi!! Masih aja mikirin itu.. kalo lo nggak percaya tanya aja sendiri!” jawab Riery.
            “ Oke deh..” kata Anggi lalu keluar dari kamar Riery.
            Ya ampun, nekad banget ni anak!
***

            Matahari terbit seperti biasa, Riery yang terbangun saat pukul 06.30 WIB masih memperlihatkan wajah setengah mengantuk. Pasti gara-gara semalam nungguin Anggi yang lagi PDKT sama si Junior. Riery menoleh pada orang disampingnya. Anggi masih tertidur lelap. Riery menoleh lagi pada Inet yang tidur di sofa, sepertinya dia udah bangun!
            Riery menghampiri Inet dengan sangat berhati-hati, lalu menarik selimut dari kepalanya
            “ Ng?!?” kata Inet sambil membuka mata sebelah kanannya.
            “ Sebenarnya lo udah bangun kan?!?” tanya Riery.
            Inet nyengir. “ Hehehe.. gue takut bangun sendiri, katanya disini banyak hantu.”
            “ Hah?!? Jangan gila ya?!?” jawab Riery ketus lalu beranjak menuju wastafel. Riery menoleh pada Inet. “ Ayo cuci muka, bau ences tuh..”
            “ Ih.. enak aja!” kata Inet sambil tersenyum kecil sambil mencuci wajahnya dikamar mandi Riery.
            Setelah mencuci wajah dengan memakai obat cuci muka, Riery membuka lemarinya dan mengambil kemeja berwarna putih yang bergambar Winnie the Pooh dan celana hitam diatas lutut lalu menghampiri Inet yang baru selesai mencuci muka.
            “ Lo mau mandi?!?” tanyanya sambil membersihkan wajahnya dengan handuk.
            “ Enggak kok! Cuma mau ganti baju doang!” kata Riery singkat lalu langsung masuk ke dalam kamar mandi.
***

            Riery dan Inet selesai ganti baju. Tadi Mama Riery menyuruhnya untuk singgah ke pasar untuk membeli beberapa sayuran. Riery dan Inet beranjak pergi, tapi.. sebelum itu Riery melihat Anggi yang masih tertidur pulas di kasurnya.
            “ Eh.. si Anggi nggak diajak?!?” tanya Riery sambil melihat Anggi yang masih terlelap.
            Inet mengangkat bahu. “ Terserah..” jawabnya singkat.
            “ Ng.. nggak usah deh, gue nggak tega.. nanti dia masih ngantuk lagi!” kata riery.
            Inet hanya geleng-geleng kepala. Riery mendesah.
            “ Ya udah deh, yuk..” kata Riery sambil menarik tangan Inet untuk keluar lalu menutup pintu.
            Riery dan Inet masuk ke dalam mobil kak Junior yang berwarna merah itu, selagi Riery menyalakan mesin mobilnya Inet masih aja melihat kamar Riery yang didalamnya masih ada Anggi. Sepertinya dia takut kalo Anggi ngambek setelah kami pulang nanti.
            “ Eh.. nggak apa tuh Anggi ditinggal sendirian?” tanya Inet.
            “ Enggak! Udah deh.. nggak usah difikirkan. Nanti juga pas kita pulang dia juga kesenangan. Kan gara-gara itu dia bisa ngobrol sama Junior tanpa gangguan” jelas Riery.
            Inet tersenyum. “ Iya juga ya.”
            Riery menatap Inet. “ Kamu nggak cemburu?!?”
            Inet melotot. “ Ha?!? Lumayan lah!! Tapi sekarang nggak lagi kok. Gue udah punya gebetan baru”
            Kali ini Riery langsung melotot. “ hah?!? Serius lo net?!? Siapa sih?!?”
            “ Ng.. gimana ya?!? Udah ah.. nggak usah ngomongin itu lagi! Kapan jalannya nih!” beber Inet sok marah.
            “ Gue nggak akan jalan kalo lo nggak ngasih tau siapa gebetan lo itu..” kata Riery.
            “ Iya.. nanti pas kita udah pulang gue kasih tau.. kan kasian si Anggi kalo nggak dikasih tau..” ujar Inet.
            Riery menghela nafas. “ Ya.. terserah lo deh..” kata Riery polos lalu menginjak gas mobil dan beranjak menuju pasar.
***

            Anggi terbangun dari tidurnya dan langsung duduk dengan mata setengah mengantuk. Dia menoleh pada tempat disampingnya.
            “ Lho.. Riery kemana?!?” tanya Anggi pada dirinya sendiri. Dia juga menoleh pada sofa tempat Inet tidur.
“ Nggak ada juga. Kemana semua sih mereka?!?” kata Anggi sambil menggesek-gesekkan matanya lalu keluar dari kamar Riery.
            Saat Anggi menuruni tangga, dia bertemu dengan Mama Riery yang sedang menyiapkan teh.
            “ Lho.. Anggi bukannya tadi ikut sama Inet dan Riery?!?” tanya Mama Riery sambil tersenyum.
            “ Ng.. nggak tante, emangnya mereka kemana tante?!?” tanya Anggi penasaran. Sialan.. gue ditinggalin, kata Anggi dalam hati.
            “ Tadi tante suruh mereka ke pasar, tante kira Anggi ikut, ternyata Riery sama Inet aja yang kepasar!” jawab Mama Riery menjelaskan. Anggi geleng-geleng.
            “ Ya.. udah deh, makasih ya tante.. Anggi mau jalan-jalan dulu.” Kata Anggi lalu keluar dari rumah Riery.
            Saat Anggi ingin mengambil sandal Riery yang tergeletak begitu saja, seorang lelaki bertubuh tinggi dengan memakai celana pendek dan kemeja tipis tersenyum kepadanya. Anggi yang tak percaya kalau lelaki muda itu adalah kak Junior langsung melotot.
            Kak Junior menghampiri Anggi. “ Lho.. Anggi nggak ikut sama Riery?!?” tanya kak Junior sok akrab.
            “ Ng.. nggak tuh, masa si Riery ninggalin gue, padahal gue kan juga mau ikut..” kata Anggi salah tingkah.
            “ Ooo.. sekarang Anggi mau kemana?!?” tanya kak Junior lagi.
            “ Ha?!? Ng.. mau jalan-jalan, sekalian lari-lari pagi” kata Anggi.
            Kak Junior mengangkat alis. “ Wah.. sama dong, ayo.. sama-sama..” kata kak Junior sambil menarik tangan Anggi. Anggi yang melihat kak Junior memegang tangannya erat-erat langsung tersenyum mengigil.
            Duh.. yang kayak gini sih, harus dipertahankan, hihihi.. katanya dalam hati.

***

            Setelah Riery memparkirkan mobilnya ditempat parkir, Riery dan Inet beranjak menuju pasar.
            “ Ayo.. Ayo.. sayur paret Rp. 1000 dapat 3 ikat. ayo.. ayo.. murah-murah..” teriak inang-inang sambil memakan daun sirih. Riery tercekik.
            Inet menoleh pada Riery. “ Mama lo minta kita beli apaan?!?”
            Riery mengangkat alis. “ Genjer, wortel, tomat, bawang, cabe, kol” jelas Riery.
            “ Sikit banget!” ujar Inet.
            Riery melotot.
            “ Maksud gue, ng.. nggak tambah beli baju, atau celana, gitu!”
            Riery tambah melotot. Memeras duit aja. “ Ih.. lo ini, sama aja kayak Anggi. Itu siang nanti. Sekarang kita belanja untuk makan dulu!” kata Riery.
            Inet menggelengkan kepala. “ Ya.. terserah lo aja deh..”
            Riery menghela nafas, kapan sih Inet dan Anggi nggak mata duitan?!? Huh.. bikin emosi!
            Riery dan Inet berjalan masuk ke dalam pasar yang ramai itu, sesaat kami membeli sayur-sayuran yang sudah dipesan ibuku tadi. Sampai kami menemukan seorang lelaki yang begitu kami Kenal, Adjie. Teman satu sekolah Riery yang anak baru. Dia berjalan sendiri sambil melihat-lihat penjual dan pembeli.
            “ Eh.. itukan Adjie!” teriak Inet.
            Riery menoleh padanya. “ Sstt.. jangan teriak-teriak. Maluin-maluin aja, kita samperin yuk..” ajak Riery.
            “ Ah.. malas ah, dia sombong sama gue. Lagian gue nggak terlalu suka sama karakter seperti dia.” Beber Inet.
            “ Alah… elo net. Nggak apa lagi. Selagi dia masih ada.” Bujuk Riery lagi. Akhirnya Inet menyerah.
            Riery dan Inet menghampiri Adjie. Hari ini dia memakai jaket kulit dengan disertai celana jinsnya yang sudah robek-robek.
            “ Adjie, sombong ya..” teriak Riery sambil menghampirinya.
            “ Lho.. Riery?!? Sedang apa kalian disini!” tanya Adjie.
             “ Ya.. mau belanja lah..” jawab Riery polos.
            “ Bodoh amat sih. Ngapain juga kesini kalo nggak mau belanja.” Bisik Inet denganku. Riery hanya tersenyum.
            “ Oooh..” jawab Adjie singkat.
            Riery mengangkat alis. “ Kalo lo, mau ngapain?!?”
            “ Ng.. mau liat-liat aja!” jawab Adjie sambil tersenyum.
            “ Ha?!?” kali ini Riery dan Inet melotot.
            “ Nggak mungkin, kali” umpat Riery ketus.
            “ Suer.. gue serius! Soalnya gue kan baru pindah. Jadi mau liat-liat aja dulu. Nanti kalo ada barang yang keren dan pas buat gue, baru gue beli.” Jelas Adjie.
            “ Itu sih namanya juga mau belanja!” kata Inet ketus.
            Adjie memandang Inet dengan tatapan dingin.
“ Nyambung aja deh lo. Gue nggak bicara sama lo tuh.”
            Inet melotot sambil merengut tapi tidak berkata apa-apa.
            “ Aduh, udah deh. kalian ini kayak anak kecil aja.” Kataku mencoba menenangkan.
            Adjie menoleh pada Riery. “ Oh.. ya, lo mau ke Jepang ya?!?”
            Ha?!? Apa katanya?!? Mau ke Jepang?!? Kok tau?!?  Padahalkan yang gue kasih tau cuma Inet, Anggi sama Rai.
            “ Ha?!? Lo kok tau?!” tanya Riery.
            “ Itu.. ada tulisannya di keranjang lo” kata Adjie sambil menunjukkan tulisan “ AKU AKAN KE JEPANG” tertempel di keranjang belanja Riery.
            Ya ampun, siapa sih yang nulis beginian?!?
            “ Ha?!? Iya.. minggu nanti.” Mau tak mau, Riery pun memberitaukannya.
            “ Wah.. Hebat. Eh ngomong-ngomong lo juara 1 ya?!?” tanya Adjie lagi.
            Riery tersenyum kecil sambil mengangguk.
            “ Wah.. lo makin hebat aja.” Puji Adjie.
            Wah.. aku jadi kege-eran nih.
            Riery nyengir. “ Hehehe.. lebai ah!!” jeda sejenak. “ Oh.. iya, duluan ya.” Sapa Riery sambil tersenyum kecil lalu meninggalkan Adjie karena takut Inet ngambek. Wajahnya dari tadi cemberut melulu.
            Saat Riery dan Inet berjalan menuju tempat parkir mobilnya, Riery bertanya pada Inet “ Lo kenapa sih net?!?”
            “ Semuanya udah dibelikan?!” kata Inet. Ni anak aneh deh, gue nanya yang itu, dia malah jawab yang ini.
            “ Udah, lo kenapa sih?!?” tanya Inet lagi.
            Inet mendesah “ Kalo semuanya udah dibeli, ya udah kita pulang. Ngapain lagi bicara sama anak gembel itu.” Jawab Inet polos.
            Riery mengkerutkan dahi. “ Maksud lo si Adjie?!?”
            “ Menurutmu siapa lagi?!?”
            “ Ng.. ya terserah lo deh mau bilang apaan! Ya udah deh yuk pulang!” kata Riery lalu masuk ke dalam mobil.

***

            Saat Riery dan Inet sampai di rumah, mereka langsung turun dari mobil sambil membawa barang belanjaan ibu Riery.
            “ Net, lo bawa yang itu ya!” kataku tapi Inet tidak menjawab sama sekali, dia malah bengong melihat orang berpacaran di tengah jalan. “ Heh.. ngapain lo liat anak pacaran! Kalo mau rasain, cari aja. Kok payah!” ujar Riery.
            “ Bukan gitu ta. Itu bukan orang sekedar pacaran. Tapi itu Anggi dan kak Junior.” Jelas Inet.
            Riery melotot. “ ah.. yang benar lo?!?”
            “ Ih.. kalo nggak percaya liat aja sendiri.” Cibir Inet dengan ketus. Langsung Riery melihat arah tujuan yang barusan dikatakan oleh Inet.
            Ya ampun!! Anggi?!? Ngapain dia disitu..
            “ Eh.. samperin kek.” ujar Inet.
            Riery mengangguk. “ ayo..” ajak Riery lalu menggandeng tangan Inet menghampiri Anggi dan kak Junior.
            Saat Riery dan Inet sampai di depan masing-masing wajah Anggi dan kak Junior, Anggi langsung marah.
            “ Heh.. dari mana kalian?? kok nggak ngajak-ngajak gue sih?!?” tanya Anggi dengan gayanya.
            “ Dari sabang sampai merauke !” ujar Inet ketus.
            Anggi hanya membuang muka, lalu menoleh pada Riery “ Eh.. jadi nggak nih shoppingnya?!?” tanya Anggi.
            “ Jadi kok. Lo udah mandi?!?” tanya Riery.
            “ Ng.. belum.” Kata Anggi sambil nyengir.
            “ Ih.. jadi lo ngapain aja?!? Bukannya mandi! Malah pacaran.” Jawab Inet sambil melihat ke samping kiri.
            “ Siapa yang pacaran?!? Gue barusan lari-lari pagi kok. Elo bilangin gue belum mandi.. padahal lo kan juga belum mandi.” Jawab Anggi kesal.
            “ Eh.. enak aja. Walaupun gue belum mandi, gue nggak ada sempet-sempet PDKT” sahut Inet.
            “ Udah ah. Kalian ini. kayak anak kecil! Nggi, sekarang lo mandi, cepat?!? Gue tungguin diluar.” Kata Riery.
            Anggi langsung berlari masuk ke dalam rumah Riery. Sedangkan kak Junior yang dari tadi masih diam sambil memegang sebotol fanta. Tiba-tiba dia menoleh pada Riery sambil tersenyum.
            Riery melihatnya dengan sinis. Ngapain dia senyum-senyum?!? Kayak orang gila.
            “ Gue ikut ya?!?” tanya kak Junior.
            Riery melotot. “ ah.. nggak-nggak! Kami mau bertiga aja, nggak cukup untuk berempat.”
            “ Please..”
            “ NGGAK!!!” jawab Riery ketus.
            “ Ya.. udah deh, nggak boleh pake mobil gue.” Kata kak Junior semakin menjadi-jadi.
            Riery melotot. “ Yah.. jangan gitu dong kak!”
            “ Makanya gue ikut.”
            Riery berfikir. Gimana nih.. masa Junior ikut?!? Bikin malu gue aja.
            “ Tapi, kami kan Minggu depan mau ke Jepang. Jadi kami butuh waktu untuk bertiga.” Jawab Riery asal.
            “ Bukannya terbalik. Justru karena Minggu depan kalian mau ke Jepang, jadi kita butuh waktu untuk berempat, ya kan?!?” jelas kak Junior.
            Aduh, nggak ada jawaban yang lebih kreatif lagi?!?
            Tiba tiba Inet langsung mengisi pembicaraan kami.
            “ Udah lah kak, kami nggak bisa. Lagian ada yang kami mau bicarain dan itu hanya untuk rahasia kami bertiga.” Bela Inet.
            Kak Junior berfikir. “ Ya udah deh.” jawab kak Junior lalu beranjak masuk ke dalam rumahku.
            Riery menoleh pada Inet. “ Kenapa lo nggak bilang dari tadi sih?!? Jadi gue nggak repot-repot cari alasan.”
            “ Heh, kakak lo itu kalo bicara sama lo dia nggak mau ngalah. Lha.. kalo sama gue ya.. pasti dia mau ngalah. Soalnya dia segan.” Jelas Inet.
            Riery mengangguk. Berkualitas juga alasannya.

***
           
            “ Udah selesai, non?!?” tanya Riery pada Anggi yang barusan selesai mandi dan masuk ke dalam mobil.
            Anggi hanya nyengir. “ Hehehe.. udah kok. Lama ya?!? Hehe.. kayak nggak tau gue aja. Gue kan harus cantik” kata Anggi dengan PD.
            “ Ih.. mimpi kali..” jawab Inet ketus.
            Anggi hanya tersenyum. “ Biarin aja. Ada lho mimpi kenyataan.” Kata Anggi.
            Riery mengangkat alis. “ Misalnya?!?”
            “ Ya.. kayak gue ini. Gue selalu yakin kalo gue cantik. Makanya tuhan memberikan wajah yang cantik untuk gue..”
            Kali ini Riery dan Inet melotot. “ HAAA..?!?!”
            “ Hm.. nggak usah kepedean deh lo..” kata Inet ketus.
            Anggi langsung melotot. “ suka-suka gue dong.. emang lo emak gue??”
            “ Udah ah. Kalian ini dari tadi berantem mulu. Nggak bosen apa?!?” kata Riery.
            Anggi dan Inet langsung terdiam. Tiba-tiba Anggi langsung memeluk Inet dengan ketat.
            “ Sory ya Inet sayangku, cintaku, buah hatiku. Yang cantik, manis nan menawan.” Kata Anggi sambil tersenyum.
            Riery langsung mengangkat alis.
            “ Heh, nggak usah sok baek..” kata Inet kesal.
            “ Ih.. gue serius..” kata Anggi dengan manja. “ gue kan sahabat lo..” lanjutnya.
            Inet menoleh pada Anggi. “ gue belum menganggap lo sebagai sahabat. Masih sebatas teman.” Kata Inet ketus.
            Raut wajah Anggi terlihat kesal. “ Jadi selama ini, elo belum menganggap gue sebagai sahabat?!? Padahal kan kita udah berteman dari kecil.”
            Inet melotot. “ eh, udah gue bilang ya?? Jangan kepedean di depan gue?? gue nggak suka.. kalo gue sahabat lo?? Gue nggak mungkin kan bicara seperti ini?? dan kalo gue bicara kasar begini, berarti gue bukan sahabat lo. Hm.. coba lo ingat-ingat, apa pernah gue senang berada di dekat elo?? Nggak kan?? Dan.. gue rasa, Riery juga berfikir sama.. iya kan ry??” Kata Inet tanpa perasaan.
            Riery mengangkat alis. “ ah?? Em.. nggak gitu juga lah net..”
            Anggi terdiam, dia sama sekali tak percaya kalau Inet bisa ngomong begitu padanya. Ternyata selama ini Inet sama sekali belum menganggapku sebagai sahabat?!? Pikir Anggi.
            Anggi melepas pelukannya dengan Inet. Dia menundukkan bahu lalu berkata. “ oke, kalo kalian memang nggak suka ada gue disisi kalian berdua. gue bisa cari sahabat yang lain.”
            Riery melotot mendengar ucapan Anggi, “ lo bicara apa sih nggi?!? Inet kan cuma bercanda.” Kata Riery.
            “ Nggak. Gue nggak bercanda. Lebih baik Anggi nggak usah berteman dengan kita lagi deh ry. Gara-gara dia Jesica jadi pindah ke Belanda.” cerocos Inet.
            “ INET!! Elo apa-apan sih?!? Udah deh, kalian nggak usah sok ngambek gitu. Inet, denger ya, Jesica itu pindah ke Belanda untuk melanjutkan sekolahnya sambil menjaga neneknya yang sedang sakit. Bukan gara-gara Anggi. Dan lo nggi, jangan pernah berfikir negatif tentang persahabatan kita.. kita ini temen baik lo kok..” Jelas Riery.
            Anggi yang masih terdiam sambil menundukkan kepala langsung shock sambil memandang rambut Inet dari belakang. Aku menoleh pada Anggi.
            “ Nggi, gak usah dimasukkan ke dalam hati.” Kata Riery lembut.
            Anggi hanya tersenyum. “ Nggak kok. Nggak terlalu gue fikirkan.” Katanya sambil nyengir.
            “ Syukurlah..” kata Riery lalu menjalankan kembali mobil menuju tempat yang mereka tuju.
***

Selasa, 28 Februari 2012

novel AKARUI KUMO - Tri Emilia Sari Meliala

aku mau nulis novel aku yang telah jadi, tapi karena banyak.. jadi dicicil-cicil dulu ya :D

Prolog

            Sekitar 6 bulan yang lalu, sebelum cerita ini dimulai, Riery pernah meminta sebuah impian kepada orangtuanya yang sangat sulit untuk diwujudkan, Pergi Ke Jepang. Tentu saja, orangtuanya langsung menentang, apalagi ayahnya.
            “ Kamu aja belum tuntas bahasa Inggris, kok malah ingin pergi ke Jepang..” sahut ayah ketus.
            Riery mencoba memberikan alasan, tapi hasilnya sama saja, ayahnya tetap tidak mengizinkannya dengan alasan tidak punya uang. Padahal Riery tahu kalau ayahnya baru mendapatkan honor yang besar dari perusahaanya. Meskipun begitu Riery tetap ambisius dan terus membujuk ayahnya. Sampai akhirnya ayahnya mengalah.
            “ Baiklah.. Kalau kamu berhasil mendapatkan juara pertama di kelasmu, ayah akan mengizinkanmu jalan-jalan ke Jepang dengan mengajak 2 orang temanmu.” kata Ayah polos.

Tokoh-tokoh Cerita

* Tri Riery Iqtitaira *

            Tri Riery Iqtitaira adalah tokoh utama cerita ini. Ia adalah seorang siswa yang bersekolah disalah satu sekolah SMA Negeri di Jakarta. Riery adalah anak perempuan yang cantik dan ramah. Dia di karakteristikkan sebagai seorang anak perempuan remaja yang penuh kejutan, lugu, bersemangat, dan sangat ambisius dalam meraih impiannya, yaitu pergi ke Jepang. Karena itulah, ayahnya pernah berjanji akan membiayai dia pergi ke Jepang bersama 2 temannya dengan syarat harus mendapatkan juara pertama dikelasnya.  Hal yang paling tidak disukai Riery adalah mendengarkan ceramah. Riery tumbuh menjadi anak yang baik hati, ceria, optimis dan pemberani. Riery juga sebenarnya bukan anak yang pintar dan cerdas. Dia adalah orang yang tenang dan mampu mengendalikan perasaan. Riery mempunyai 2 kakak perempuan yang bernama Yupi dan Aya.


Inet Elia Seta

            Inet adalah sahabat Riery dari kecil karena Ibu mereka berteman sejak kuliah. Dia adalah anak Perempuan remaja yang pemalas dan tak tertarik dengan keterkenalan. Dibalik semua itu, Inet adalah anak yang baik hati tapi kasar jika ada yang mengejeknya atau menganggunya. Di sekolah dia masuk kedalam tim basket, bahkan menjadi ketua dalam timnya yang diberi nama “ New Scane”. Kekurangannya adalah gemar tidur siang sambil memandangi awan dari pada belajar pelajaran sekolah. Dia menyebut dirinya sebagai penakut nomor satu, dan jago melarikan diri. Padahal pada dasarnya dia bukan anak seperti itu apalagi dia paling tidak suka berurusan dengan orang apalagi guru-gurunya. Inet tidak punya impian atau cita-cita yang tinggi, dia hanya ingin menjadi manusia biasa. Walaupun begitu, dia mempunyai kelebihan dalam bidang strategi dan taktik. Hanya saja dia kurang berlatih, lebih tepatnya malas, sehingga kemampuannya kurang diminati banyak orang, tetapi semua anak-anak kelas XI_IPA 3 selalu mendukungnya dan selalu yakin kalau Inet tidak akan pernah kalah. Ia berharap agar menikah dengan lelaki yang tidak ganteng tapi juga tidak jelek. Sebagai pemimpin tim, dia sangatlah cocok karena dapat berfikir cepat dan logis. Inet juga kadang-kadang pikun dan sering tidak nyambung jika diajak bicara, tapi dia bisa berteman dengan siapapun. Wajahnya sangat mencerminkan dirinya, pemalas dan cuek. Inet tak begitu tinggi padahal dia anak basket. Mungkin dia keturunan orantuanya yang juga tidak begitu tinggi. Inet tipe orang yang santai dan acuh, namun dapat bertindak cepat dan serius apabila diperlukan. Menurut Anggi, Inet selalu memasang wajah yang tidak bersemangat, sehingga ia terlihat tidak memiliki wibawa.


Anggi Rizky Eka

            Anggi adalah anak perempuan remaja yang centil dan cerewet, berkepala dingin, sensitif, agak cemburuan, tidak tau malu, mudah tersinggung, profesional, tak bisa diam dan sering bertingkah gegabah, sifatnya sangat lain dari ke tiga sahabatnya yaitu Riery, Inet dan Jesica yang dianggap selalu tenang dalam menghadapi masalah. Sebagai gadis yang cantik, Anggi cepat bergaul dengan siapapun. Meskipun sedikit genit, ia feminim dan selalu bertingkah lembut jika bertemu dengan seorang lelaki yang menurutnya tampan dan keren. Hobi Anggi adalah Shopping, bersolek dan merangkai bunga. Dia menyukai bunga apa saja asal berwarna Pink. Anggi mempunyai tubuh yang langsing sehingga banyak cowok yang mendekatinya, rambut indahnya yang diurainya dan kecantikan alaminya yang kian matang beserta lekuk tubuhnya yang menganggumkan. Dia juga kadang kasar dan sombong jika ada yang mengejeknya atau menganggunya, sama seperti Inet. Kadang-kadang Inet dan Anggi sering tak akur untuk mendapatkan Riery sebagai sahabat sejatinya sampai akhirnya Riery menjelaskan pada mereka berdua kalau dia bukan sahabat Anggi atau Inet tapi sahabat diantara keduanya.


Jesica Jolie

            Jesica adalah anak perempuan remaja yang lembut, baik hati, pintar, dan cantik. Kelebihannya ini bahkan melebihi Riery dan Anggi. Ia memiliki rambut berwarna coklat muda setelah pulang dari Belanda. Jesica merupakan salah satu sahabat lama dari Riery dan Inet, mereka tlah bersahabat dari TK sampai mereka bertemu dengan Anggi. Jesica mempunyai hobi seperti anak kecil yaitu membuat origami dan dikenal sebagai gadis yang peramah. Jesica adalah orang yang tenang, logis, serius, bisa diandalkan, dan Hiperaktif. Gaya bicara Jesica sangatlah cocok dengan penampilannnya, tenang dan memiliki sopan santun jika dibandingkan dengan Inet, Anggi dan Riery. Jesica adalah keturunan keluarga Jolie yang terkenal di Belanda. Dia lahir di Belanda mengikuti jejak ayahnya. Tapi tak lama sejak dia lahir, ayahnya meninggal karena terkena serangan jantung, setelah itu dia dibesarkan di Indonesia bersama ibunya yang keturunan Indonesia asli. Tapi.. tiba-tiba terjadi hal yang sama dengan ayahnya, ibunya juga meninggal akibat stroke karena itulah dia kembalikan ke Belanda bersama neneknya. Lalu dia pulang ke Indonesia saat menginjak kelas 2 SMA dengan alasan Neneknya juga meninggal. Jesica juga sering bicara dengan kata-kata yang merepotkan, itu sebabnya itu menjadi ciri khas Jesica dari kecil.


Raiga Tio

            Rai adalah pacar Riery yang pertama, mereka bertemu pada saat menginjak kelas 3 SMP di kelas IX_3. Rai dikarakteristikkan sebagai anak pemuda yang suka tersenyum, bisa berteman dengan siapa saja, tampan, Romantis, perhatian dan terkenal disekolahnya. Rai masuk kedalam tim basket dan sering diangkat menjadi ketua yang bernama “ New Scane Boy”, sama seperti Inet, hanya saja nama Tim Inet adalah “ New Scane”. Rai mempunyai kalung pemberian almarhum neneknya yang sampai sekarang masih dipakainya dalam kegiatan apapun. Kalung itu berbentuk bintang yang dilingkari sebuah lingkaran, berwarna biru muda seperti warna air laut. Rai selalu bertindak sopan kepada siapapun, dia selalu menerima pendapat orang-orang tentang dirinya, dan tak lupa juga dia selalu tersenyum. Senyumannya bisa membuat semua cewek di Indonesia menggelegar bukan main. Rai adalah orang yang santai dan sangat membenci permusuhan, perusakan. Itulah sebabnya, setiap dari rakyat-rakyat kelas X1_IPA 3 ada yang bertengkar, dia selalu menjadi pahlawan dengan sebutan pembawa kedamaian.


Muhammad Raka

            Raka adalah pacar Anggi sekaligus murid teladan yang menjadi pahlawan kedua setelah kak Siska. Semua pelajaran, mulai dari yang mudah sampai ke pelajaran paling sulit bisa dilampauinya. Hal ini tidak lain karena dia memiliki IQ diatas 200 (genius). Sampai sekarang belum ada murid disekolahnya yang bisa melebihi kejeniusannya bahkan guru atau kepala sekolah sekalipun. Meskipun menjadi kesayangan guru-guru, dia adalah orang yang tak terlalu peduli dan acuh tak acuh, jarang bergaul apalagi tersenyum (sifatnya sangat beda dengan Rai). Raka adalah orang yang sangat menyayangi Anggi, dia selalu berkata lembut pada Anggi walaupun Anggi selalu bicara ceplas-ceplos padanya. Tetapi saat dia akan bicara dengan anak-anak lain yang ada dikelas IX_IPA3 dia terlalu sering bercanda dan tak bisa diam. Karena itu, banyak warga-warga diluar kelas XI_IPA 3 menganggapnya anak yang aneh dan tak bisa ditebak bagaimana cara kehidupannya, kadang kalem, kadang lembut, tapi kadang bisa ngakak dan terbahak-bahak. Yang lebih herannya lagi, kenapa Raka bisa mau menjadi pacarnya Anggi, dan kenapa Anggi bisa menerima cowok yang 100% berbeda sifat dengannya, apalagi Raka bukanlah orang yang romantis seperti banyak cowok yang ada. Setiap ada wartawan yang menanyakan seperti itu, Raka hanya menjawab “ terlalu menarik untuk dikatakan, tetapi aku tidak akan pernah memberitahukannya”, lalu setelah itu wartawan itu-pun pergi meninggalkannya.


Penjelasan tentang Cerpen


Cerita pendek
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Asal-usul
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.
Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.
Unsur dan ciri khas
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:
  • Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
  • Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
  • Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
  1. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
  2. Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
  3. Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
  1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
  2. Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
  3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
  4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
  5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
  • Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
  1. Dialog tokoh
  2. Penjelasan tokoh
  3. Penggambaran fisik tokoh
  • Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
  • Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
  • Latar belakang kehidupan pengarang
  • Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
Ukuran
Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebih panjang adalah sesuatu yang problematik. Sebuah definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe "The Philosophy of Composition" pada 1846). Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak kurang dari 1.000 kata.
Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flash fiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella, atau novel.
Genre
Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa lirik dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.