Bab 15
Hari sudah mau pagi, tapi.. belum
saatnya bagi kami untuk pulang. Setelah berfoto-foto bareng dengan kelas lain,
guru-guru bahkan bersama kepala sekolah, aku berjalan-jalan menulusuri semua
kelas, mulai dari kelas 9 sampe kelas 7. semua berjalan lanjcar. Masing-masing
dari mereka hanya tersenyum sambil mengangguk-angguk, aku hanya membalas
senyuman mereka dengan senyum ketulusan.
Tadi Inet bilang kalau katanya dia
pengen jalan-jalan sebentar sama Raka, jadi aku nganggur sendiri di luar kelas
sambil memandang awan hitam dan bintang-bintang, sekaligus teriakkan
teman-temanku yang sedang bergembebira bersama pacar. Rai kemana ya?!? Dari tadi kok aku nggak nampak,
Tiba-tiba Rai datang sambil
menyenggol bahuku, dia duduk disebelahku. “ lagi ngapain sih?!? Melamun
terus….” Kata Rai yang membuatku sedikit terkejut.
“ Anggi.. Jesica…” kataku pelan.
Rai mendesah. “ katanya udah
melupakan mereka berdua. Kok masih mikirin mereka berdua?!?” tanya Rai.
Aku menundukkan kepala. “ gara-gara
tadi, Raka bilangin mereka. Jadi teringat lagi.. ngelupainnya itu susah
banget…” kataku pelan.
Rai tersenyum. “ nih.. aku ambilin
untuk kamu… kamu pasti butuh cemilan..” kata Rai sambil memberikan 1 potong kue
bolu yang diletakkan begitu saja di atas meja yang di menghias pesta ini.
Aku tersenyum, lalu mengambil kue
itu dan langsung melahapnya. “ enak ya… rasa coklat!!” kataku sambil terus
tersenyum.
Rai membalas senyumanku. “ iya
dong…” katanya. Aku tersenyum bahagia.
Aku sangat beruntung mempunyai pacar
yang pengertian seperti Rai. Dia baik, setia, nggak playboy, pengertian, cocok
dijadikan cowok indaman. Kalau menurutku
sih.. lebih ganteng dari siapa saja, hehehehe.
Kencan pertama yang kujalani bersama
Rai adalah jalan-jalan di komplek rumahku. Kebetulan rumahku nggak terlalu jauh
dari rumah Rai yang dekat dengan rumah Anggi. Rai datang kerumahku dengan
membawa sepedanya, maklum motornya dipake kakaknya yang kuliah sama seperti
kakakku, jadi kami hanya main sepeda keliling bersama-sama. Hari itu sore hari,
dia datang sambil membelikan aku Ice Cream yang buat aku ngiler kalau
memikirkannya. Kami jalan-jalan dengan menaiki sepeda bersama-sama, menulusuri
rumah-rumah teman SD ku, ada yang merayu dengan tawa mereka yang menggelegar
sampe ke Jakarta. Hahaha..
Aku aja sampe nggak nyangka bakal
disukai sama Rai, cowok paling terpopuler yang membuat ku sampe dikenal banyak
orang. Setiap aku bertanya kenapa Rai mau berpacaran denganku, dia hanya
menjawab karena kamu baik, cantik dan mengagumkan. Aku hanya tersenyum sambil
kegeeran kalau mendengar dia berbicara seperti itu. Terus.. dia akan berbalik
bertanya padaku, kenapa mau menerimaku, dan aku hanya menjawab karena kamu
Baik, tampan dan mengagumkan. Lalu kami tertawa bersama-sama.
Hal paling menjengkelkan yang pernah
kualami bersama Rai adalah terpeleset di depan banyak orang. Kami pernah terlepeleset
bersama sewaktu di makan bareng dicafe bersama Inet, dan Anggi yang hari itu
juga mengajak jalan bareng Raka karena mereka baru jadian.
Memalukan… tapi mengesankan. Seorang
pasangan terpeleset bersama-sama didepan umum disebuah cafe terkenal di medan.
Aku aja nggak nyangka, kenapa itu bisa
terjadi padaku dan Rai?!?
Pernah juga waktu pertama kali aku
ngomong sama Rai, tapi lewat telfon. Aku banyak diam dan jarang ngomong, tapi..
Rai selalu ada rayuan manja didalam hatinya yang membuatku selalu tersenyum.
dia selalu mengeluarkan kata-kata romantis. Pokoknya aku lama-lama tambah suka deh
sama dia. Dia selalu ngingatin PR untukku, kalau masuk kelas, dia selalu
nanyain udah siap PR nggak, terus aku jawab belum dan dia langsung ngomel
panjang sambil menyuruhku untuk mengerjakannya.
Yang paling herannya, meskipun
begitu, dia nggak pernah tuh ngasih bunga ataupun ngasih contekan PR atau
ulangan. Pernah saat aku minta nyotek PR sama dia, dia menundukkan kepala dan
berkata kalau itu tidak boleh dilakukan, katanya sayang sih sayang, tapi nggak
mesti ngasih PR kayak gituan. Aku tersenyum lalu bilang tidak apa-apa.
Dan satu lagi, waktu satu sekolah
tau kalau aku jadian sama Rai. Mereka langsung menggelegar dan menatapku seolah
saingan. Apalagi para kakak kelas XII, mereka langsung menggodaiku dan berkata
“ awas dek.. hati-hati sama Rai.. biasanya ganteng-ganteng playboy lho…” kata
mereka yang langsung membuatku melotot.
Tapi.. Rai bukan seperti laki-laki
yang ganteng dan playboy itu. Dia tidak pernah menggodai cewek mana pun kecuali
aku. Itu pun kalau aku ngambek sama dia.
“ Udah abis kue-nya?!?” tanya Rai
membuyarkan lamunanku.
Aku tersenyum lalu
mengangguk-angguk.
“ Jalan-jalan yuk..” ajak Rai sambil
menarik tanganku.
Kami berdua berjalan menuju gerbang
sekolah, masih rame seperti tadi. Aku menoleh ke kanan, Inet sedang duduk
berdua dengan Raka sambil meminum jus yang ada tepat disebelah mereka. Saat aku
menoleh ke kiri, semua anak-anak cewek XI_IPA 3 berkumpul dengan gaya narsis
mereka. Mereka foto-foto dengan guru sampai tidak tau malu. Aku tercekik.
“ Gila.. nggak ada malu-nya..
didepan banyak orang begini!!” kata Rai sambil tersenyum saat dia juga melihat
mereka.
Aku tersenyum. “ kalau nggak kayak
gitu… bukan XI_IPA 3 namanya… sekali-kali narsis biar cepat laris.. mungkin
saja nanti bisa disangaka Artis.. dan ngetop abiss…” kataku.
“ Hehehe… mau nyanyi Saykoji ya..
tapi keren-keren…” kata Rai.
Aku tersenyum lega.
Saat kami tiba di gerbang sekolah,
sekumpulan kakak kelas tiba, mereka menyalami adik-adik kelas tim basket. Saat
mereka melihat aku dan Rai, mereka langsung datang menghampiri kami berdua.
“ Eh.. Rai.. selamat ya… akhirnya
menang juga!! Sory.. kakak kemarin nggak datang untuk melihatnya…” kata kakak
itu kegirangan lalu menoleh padaku. “ eh.. adik kakak yang satu ini cantik
banget….” tambah kakak itu dengan wajah bahagianya yang nggak bisa
ditahan.
Aku hanya tersenyum. “ makasih
kak..” kataku.
Kakak itu membalas senyumanku. “
eh.. ngomong-ngomong.. ketua tim basket kalian siapa sih?!? Katanya cewek ya?!?
Kok bisa cewek sih?!? Kok bukan kamu aja Rai?!?” tanyanya kakak itu lagi
panjang lebar.
Rai menggaruk-garuk kepalanya yang
tidak gatal. “
ng.. iya.. malas aja kak.. sory ya.. ng.. ketuanya.. namanya Inet. Tuh..
didalam.. lagi duduk sama RAKA…” kata Rai yang lama-lama suaranya semakin
keras.
“ Lho.. Raka?!? Bukannya dia sama
Anggi?!?” tanya kakak itu pelan.
Aku
menundukkan kepala, aduh.. kak.. jangan sebut namanya lagi dong…
Melihatku menundukkan kepala, Rai
langsung berkata. “ aduh.. kakak ini lupa ya?!? Atau emang nggak tau?!? Anggi
kan sudah meninggal kak…” jawab Rai pelan.
“ Oh.. iya.. sory.. sory.. kakak
lupa!!!” kata kakak itu sambil nyengir.
Aku menghela nafas panjang.
“ Oh.. iya.. ngomong-ngomong namanya
Inet ya?!? Kayaknya kakak pernah dengar,” jeda sejenak. “ oh.. si biang kerok
dari kelas kalian itu kan?!? Yang dulu suka jalan bareng sama kamu dan Anggi..
iyakan?!?” tanya kakak itu padaku.
“ Sampe sekarang juga masih kak… dia
sahabatku” kataku singkat.
Kakak itu langsung melotot. “ Lho..
jadi?!? Raka pacaran sama Inet?!? Itu anak ada sinting-sintingnya kali ya…”
kata kakak itu.
Aku dan Rai menyerngitkan dahi. “ kenapa
kak?!?” tanya kami berdua hampir berbarengan.
“ Pertama Anggi.. kedua Inet!! Kok
cewek yang kayak begituan yang diambilnya.. padahal dia kan lumayan tampan, terkenal
lagi.. kok mau sama cewek yang kayak begituan sih?!? Kalau tadi kakak sih..
masih mending… kakak kan nggak bodoh-bodoh amat.. hehehe.. udah ah.. kakak mau
nyari dia dulu.. mau ngasih ucapan selamat…” kata kakak itu lalu masuk kedalam
sekolah.
Aku
mengangkat alis, dasar.. kepedean!!
Lalu menghela nafas dan menoleh pada Rai.
“ Kita mau kemana nih?!?” tanyaku
pada Rai.
“ Ha?!? Ng.. kemana aja boleh.. ng..
gimana kalau beli roti di Soncine dulu?!?” usul Rai.
Aku memutar bola mata. “ Rai..
Soncine mana buka.. ini jam 4 malam lho.. semua toko sudah pada tutup…”
jelasku.
Rai langsung nyengir. Aku tersenyum,
“ masuk lagi yuk.. aku juga mau narsis-narsisan sama teman-teman yang lain…”
kataku manja lalu mengandeng tangan Rai dan masuk lagi ke dalam sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar